Aku Ingin Menikah (3)

 I want to get married. Really.

But, until this time, there is no a good man come for me. Have the good of niat.

Good man who can bring me the married until jannah.

Something is not good (i think) happened in my life.

I'm not feel good, something uncomfortable.

Due to my parents is woories about me. They are scary if i'm not will married with the fact i'm 27 years old now and go to 28 years old on near moment.

***

Aku dikira terkena santuang palalai. Ditanya apakah ada orang yang pernah suka denganku yang berpotensi mengirimkan sihir hitam.

Aku katakan. Tidak ada yang secara gamblang menyatakan suka padaku.

Sedih? Yeah, sedikit.

But it is fact.

Mereka berusaha keras memaksaku untuk menyebutkan tiga nama yang kira-kira suka padaku.

Berapa kalipun aku bilang tidak ada, mereka tetap memaksa.

Ya, ada seorang tamu yang bisa dikatakan ia punya semacam insting melihat dan mengetahui sesuatu dan abak berharap laki-laki itu (yang menjadi tamu) bisa mengobati diriku.


I'm appreciate and honour for attention of my father. But, it is not easy for me.

Push to mention three of man who probably like me and they send something is not good for me.

That time, honestly i want to cry. Why i have to feel not good happen it.

Okay, finally, i mention three name in the situation weird i think.

I think with the way is over, but there is more than it.

Sabtunya aku harus mandi di sore hari dengan beberapa bunga kembang. 

"Abak sayang, Isa." Dengan kalimat andalan itu berharap bisa mengerti kenapa aku harus melakukan itu.


"Gak syirik kok, Sa." Kata Amak berusaha meyakinkan, "nanti dibacakan sholawat dan laa illaha illallah."

Yah, mengetahui prosesnya aku masih bisa percaya bahwa ini gak ada unsur syiriknya.

But, you know. Again.

Amak nanya apa aku masuk kerja hari ini?

"Isa lembur, Mak. Hari ini pembagian rapor."

Amak kelihatan bingung.

Kenapa?

Aku harus menggunakan baju paling buruk yang nantinya akan dibuang sore harinya ke parit.


What?

Atas dasar apa aku harus melakukan itu.

Aku keberatan. It is no make sense.

"Kalau disuruh mandi dan dibacakan doa isa masih bisa terima." Jelasku pada Amak, "tapi ini baju dan harus dibuang, ?! No, masih mending isa sumbangkan aja bajunya, tu ada di dalam kardus." Beberapa baju masih layak pakai dan ingin kusumbangkan masih tersusun rapi di dalam kardus.

Amak terlihat bingung. Dan aku tahu betul Amak berniat ingin menolong agar aku bisa segera menikah.

Tapi gak gini juga caranya.

Dan malam ini saat tulisan ini dibuat, lagi, dan datang lagi permintaan itu.

Ketika aku dalam kamar sambil leyeh-leyeh Amak datang dengan hawa-hawa yang kukenal.

"Jangan tidur dulu ya, nanti mandi lagi kayak waktu itu. Orangnya datang lagi bertamu."

What? Apalagi ini?

"Kenapa? Dalam rangka apa, Mak? Karena isa gak nikah-nikah, ya?"

Amak tidak merespon, berlalu pergi meninggalkan kamar.


Allah, cobaan apalagi ini?

Tak cukupkah dengan penantian dan harus menghadapi kegamangan orang tua hamba dengan cara-cara yang diragukan ke-syari'ah-an nya...

Hiks...


- Kamar rasa studio -

18 Desember.



Komentar

Postingan Populer