Gadis Pemikir

Cerita yang ingin dibagi kali ini adalah tentang branding diriku.

Gadis pemikir yang kujuluki untuk diri ini.

***
Jika kamu sebelumnya pernah membaca postingan episode pertama dari blog ini yang dalam berbahasa inggris yang masih dalam tahap belajar itu, maka kamu akan tahu apa bakat nomor satuku.

Ya, Intellection. Artinya adalah bakat pemikir. Lalu pada e-color (tipe dasar kepribadian manusia) aku melankolis, alias hijau. Artinya pemikir yang perfeksionis dan kekurangannya adalah pemurung.
Lalu, kita coba lagi lihat hasil tes MBTI, aku merupakan tipe personaliti INFP, Introvert Intuitive Feeling dan Perseptif (cari tahu sendiri apa itu pengertiannya, sebagian besar cocok dengan kehidupan nyata)

***

Hasil dari berbagai tes kepribadian, e-color, personality dan dilengkapi dengan talents mapping membuatku menjadi tau siapa diriku sebenarnya. Apa makna kehadiranku di Bumi ini (waaah, bahasanya) juga peran apa yang bisa aku ambil.

Tipe pemikir seperti aku ini memang cocok dengan kegiatan yang menganalisa dan menulis. Maka, sayang banget jika aku membiarkan bakat menulis tertidur bersamaan dengan rasa malas yang sering saja menggelutiku. 

***

Pemikir.
Ada kelebihannya karena pasti penuh dengan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Tidak berdasar pada perasaan saja justru mengambil porsi logika. Ini relate gak dengan kehidupan nyata kalau begini kita putuskan?

Begitu

***
Tentunya ada jodoh kelebihan yakni kekurangan.
Tipe pemikir ini suka sekali dengan hal-hal negatif yang menyelimuti pikirannya. Ehm, bukan suka sih bahasanya lebih tepatnya tanpa disadari sering berpikir negatif yang berakhir dengan kemurungan.

Apa-apa dipikiran. Semua orang pusing menghadapi tipe si pemikir, contohnya aku.

***
"Berhentilah berpikir!"

Pernah aku diteraki begitu. Tersinggung? Jelas dong, baper juga ujung-ujungnya.

Namun, setelah dipikir-pikir (tuh kan mikir :D) benar juga apa yang mereka katakan.

Beberapa hasil tes yang dibaca, aku disarankan untuk selalu berusaha rileks. Sesekali longgarkan pikiran, jangan terlalu sering diajak mikir ini otak. Demi kesehatan juga. Kasian, kan. Padahal itu bakatku, tapi bisa jadi boomerang jika tidak dikendalikan atau dimaksimalkan dalam kondisi yang tepat.

Akhirnya, aku pun mencari cara, memikirkan (tuh kan :D emang harus gitu) strategi agar aku bisa rileks.

Solusinya, dengan menulis. Biar tidak jadi overthinking.

***
Buat kamu, temanku yang sedang membaca tulisan ini, aku yang sering terlihat cemberut dan murung bukan berarti sedang sedih juga, bisa saja aku sedang fokus memikirkan banyak hal, pun juga kadang bisa diindikasi memang lagi sedih, hanya sedang mencari cara agar aku tidak sedih atau mencari tahu kenapa aku sedih dan mencari penyebabnya.

***
Oke, sekian cerita untuk episode kali ini dari seorang gadis pemikir.

Kamu pusing mikiran tulisan ini?

Gak apa-apa, memang begitu diriku, sulit dimengerti dan kadang bikin pusing. Kayak dilabirin, kamu bisa tersesat susah untuk memahami diriku. Tapi, kalau kamu sudah klik link ini dan membaca sampai habis tulisan ini, itu tandanya kamu sudah mau mengeti tentang diriku sebagian kecilnya.

Bye.

Wassalam

#30DWC #30DWCJilid23 #Day25

Komentar

Postingan Populer