Dear Diary (13) Catatan Nasehat

Catatan nasehat dari Ustadzah Haneen Akira

"Fokus kepada Allah"

QS. Al Muzammil ayat 9

Dia Sang Pemelihara timur dan barat. Dia Sang Penguasa langit dan bumi. Dia He is the ruler. Dia yang kuasa Dia yang punya aturan. Rabbunal masyriki wal maghrib.

Tiada Tuhan selain Allah. Tiada sesembahan selain Allah, gak ada harap kecuali Allah, kita gak fokus kecuali kepada Allah. Kita gak ngarep, kita gak merana, kita gak ngemis, bahkan punten pisan, kita tidak termehek-mehek di depan dunia. Stop termehek-mehek di depan dunia. Kita stop bersandiwara depan dunia. Karena sandiwara pada dunia itu capek banget. Sandiwara kita akan beauty, sandiwara kita akan jamal, ya, sandiwara kita akan penuh dengan martabat, sandiwara kita akan full energy, sandiwara kita akan amazing seperti sandiwara nabi. Penuh dengan harap hanya pada Allah SWT. 

Ketika Ibrahim dihadapkan kepada api, mungkin kalau manusia biasa akan sandiwara cemas, ya, takut, macam-macam, tapi karena Nabi Ibrahim, stay focus, beliau mengucapkan "Hasbi Yallah...Hasbunallah wa ni'mal wakil."

Yes, di depanku ada api, tapi aku fokus, aku bersama Allah, kehadiran Allah aku rasakan dan kehadira Allah ini mendatangkan pertolongan, kehadiran Allah ini akan menyejukkan api, yang akan membakarku saat ini. Ini sebuah keyakinan ya, sebuah keyakinan, karena awalnya adalah masih fokus. kalau kita ngeliat api pasti udah gak fokus sama Allah, "Ini api! ini panas, ini membakar, ini bikin kita gosong, bla bla bla..."

Yes, semua itu benar. Benar. Api membakar. Api akan membunuh kita. Bahkan misalnya ada gempa di Suriah, yah, itu semua menghancurkan, tapi kalau manusia-manusia fokus, kul Laa illaha illallah, Best picturenya, orang-orang Suriah, orang-orang Turki ketika mereka terkubur 40 jam direruntuhan gempa, kata yang terucap ketika ketika keluar masih fokus, Laa illaha illallah. Padahal mereka terkubur 40 jam, ini benar-benar situasi yang tanpa harapan.

Hasbiyallah, hasbiyallah, hasbunallah wa ni'mal wakil.

Harus punya persiapan penuh, untuk sebuah langkah penyerahan, saat itu kita memang menyerah, ya, memang menyerah, gak ada tanda-tanda pertolongan, gak ada harapan, gak ada solusi, gak ada jalan keluar, benar-benar gak ada jalan keluar, dan ini adalah saat yang paling baik untuk mengatakan, 

Innii aslam tu nafsi, "Allah kuserahkan jiwaku," wawajahtu wajhii, "Allah aku arahkan pandanganku, fikiranku, emosi aku, ya, semuanya hanya pada Allah karena aku sudah ngebedain Ya Allah, ketika aku drama tentang dunia, mencemaskan dunia, menyedihkan dunia, itu capek, aku udah gak sanggup."

Jadi, makanya tadi, "wajahtu wajhi," aku palingkan wajahku, pikiranku, dari dunia dan isinya dan aku berikan full wajahku, hatiku, pikiranku, rasaku, semuanya aku arahkan hanya kepadaMU.

Aku kelelahan Ya Allah dan ini saat yang tepat aku menyerah, aku serahkan diriku kepadaMU, angkat aku, keluarkan dari lubang kegelapan, aku benar-benar pengen istirahat, Ya Allah. Dan didalam lindunganMU, bersama kehadiranMU, bersama hadiratMU Ya Allah, hanya dengan cara itu aku bisa istirahat.

Aku rebahku punggungku, aku serahkan urusanku "aslam tu amri," kemudian penuh harap, penuh cinta, penuh takut, penuh cemas semuanya, kuarahkan hanya kepada Allah SWT. MasyaaAllah.


***

Capek dengan pikiran dan segala kecemasanku. Khawatir dengan omongan orang-orang yang kadang sering berkomentar tanpa tahu situasinya. Buru-buru semua harus sesuai dengan dugaanku.

Capek mengkondisikan sesuatu, yang sebenarnya aku tidak punya kekuatan sebesar itu agar kondisi itu sesuai dengan yang ku harapkan, aku inginkan, dan lupa melibatkan Allah.

Dan ketika aku burnout, benar-benar lelah, dan gak sanggup untuk mikir apa-apa lagi.

Aku cuman bilang, "Ya Allah, hamba capek, hamba lelah, bantu Ya Allah."

Pernah lelah, menghadapi wajah yang semaki memerah. Coba ini itu, dan segala macam, dengan keterbatas uang di saku, membuatku lelah. Aku lelah, biarlah wajah ini tak disentuh apa-apa lagi. Puasakan dari segala sabun cuci muka.

Biarlah orang berkata apa. Aku sudah lelah, sepertinya aku memang harus benar-benar tahu, apa yang benar-benar sebaiknya diberikan untuk wajah ini sembuh.

Tatap wajah dalam pantulan cermin. Baca sholawat. Ya Allah sembuhkan wajah ini. Yakin. Meyakinkan hati, bahwa suatu saat nanti akan sembuh. 

Terus berdoa. Minta petunjuk sama Allah. Gimana Ya Allah biar sembuh, lalu tiba teringat. Aku selama ini gak serius ingin sembuh, kalau serius, yuk, sisihkan memang sebagian gaji untuk menyembuhkan luka di wajah, niatkan sembuh karena Allah. Maka aku kuat-kuatkan hati, memporsikan gaji untuk wajah, karena toh selama ini uangnya tetap habis. Maka, Bismillah. Dengan bukan hanya ikhtiar beli skin care, tapi juga mengobati dengan herbal. Minum-minuma seduhan jahe (jamu) juga banyak minum air putih.

Itu bukan semerta-merta langsung muncul idenya atau niatan itu. Penuh perenungan. Betul-betul sudah pada posisi capek. Capek banget dengan wajah yang terus berjerawat. Dan segal dramanya.

***

Belum lagi pernah capek dan kecewa soal kerjaan. Kecewa denga respon pada pimpinan yang ternyata aku baru tahu, mereka menilai aku seperti itu. Capek, sedih, kecewa, rasanya ingin berhenti aja.

Maka, aku benar-benar capek. Udah gak mau lagi, bersikap sok baik-baik aja. Aku mengakui bahwa aku lagi gak baik-baik aja.

Aku sedih, minta sama Allah, "Ya Allah hamba sedih, hibur hamba Ya Allah, bela hamba Ya Allah. jika hamba salah, beri hamba jalan untuk memperbaikinya. Jika kali ini mereka tidak mengerti dengan apa yang hamba sampaika, berilah mereka pemahaman dengan kuasaMU."

Aku capek. Tapi dalam kondisi itu, aku berusaha untuk tetap ikhtiar, menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, meski terluka. Selain berdoa, aku harus menunggu dan berusaha. Allah akan menyelesaikannya untukku. Aku berdoa lagi, untuk menguatkan hati. Sabar.

Allah Maha Penolong, Allah akan menolongku.

Aku capek, aku harus selalu dekat dengan Allah. Kamu juga, ya...

(Next catatan nasehat lainnya)


Komentar

Postingan Populer