Dear Diary (12) Catatan Nasehat

Catatan nasehat dari Ustadzah Haneen Akira 

"Situasi Tanpa Harapan"

Bicara tentang situasi tanpa harapan. Hopeless situation. Hampir semua dari kita mengalami situasi tanpa harapan, ngerasain sudah terlalu capek, terlalu lelah, bahkan kita gak berdaya, sudah mentok, bingung mau cari energi dimana lagi, berada di situasi yang kita sendiri bingung siapa yang bisa menolong kita. Diri kita sudah terlalu lemah, orang-orang di sekeliling kita juga, mereka juga sudah berusaha namun kita belum merasakan kekuatan yang hadir.

Di situasi tanpa harapan ini kita butuh banget mengembalikan fokus. Karena kita ketika berada dalam situasi tanpa harapan, fokus kita hanya satu yaitu lelah kita sendiri. Kecapean kita, kelelahan kita, depresi, kecemasan, semuanya, kayak kita berada di arus ujian, kita tergulung, kita terus terluka dan menangisi kesedihan kita.

Mungkin ada diantara kita sampai di titik itu, Bagaimana cara kita bisa bangkit, bisa pulih karena itu kondisi yang sangat-sangat tidak normal. Sebelum itu terjadi kita sehat, sebelum itu terjadi kita kuat, kita happy, tapi kenapa sekarang aku kayak lupa, happy itu gimana sih, aku kayak lupa, bahagia itu seperti apa, saking depresi, dia berada di dalam kegelapan terdalam, bahkan untuk senyum, dia bingung, gimana caranya aku tersenyum. 

Caranya cuman satu, kembali fokus kepada Allah SWT. Kita depresi karena obses kita adalah dunia, kita anxiety, kita terkena penyakit kecemasan karena orientasi kita adalah dunia. Kita khawatir, kita cemas, kita berduka, bahkan kita sampai putus asa karena kita terlalu obses, terlalu duniawi oriented, orientasi kita hanya dunia, padahal, "Jangan pernah obses dengan dunia.."

Obseslah, fokuslah, orientasikan pikiranmu, tenagamu, perasaanmu, emosi kamu ke satu fokus, yaitu Allah, satu fokus yaitu akhirah, satu fokus yaitu keabadian karena..manusia itu tidak pernah mati, manusia tidak pernah mati, manusia itu abadi, yang mati itu jasad. Sedang ruh kita, spirit kita itu selalu abadi, ruh kita akan happy, dan berharap akan happy juga diakhirat. Dan jangan sampai di dunia gak happy, di dunia putus asa, di dunia tanpa harapan, dan di akhirat juga tanpa harapan. Ini dua jenis kehidupan yang harus benar-benar kita perhatikan happinessnya.

Jadi, jangan obses dunia. Karena dunia yang akan mendatangkan putus asa, kecemasan, kesedihan, luka segala macam. Obseslah kepada satu fokus, satu keingingan, satu cita-cita, yaitu meninggikan kalimah Allah, Laa illaha illallah, ahadun ahad. Tuhanku hanya Allah. Sembahanku hanya Allah. Sembahanku hanya Allah. Harapanku hanya Allah. My energy, energiku hanya Allah. Hidupku hanya Allah, matiku hanya Allah, karyaku untuk Allah. Pagiku untuk Allah, siangku malamku untuk Allah, ibadahku untuk Allah, maaf ya...ibadah jomblo untuk Allah, ibadah rumah tangga juga untuk Allah, ibadah sebagai ibu untuk Allah, ibadah sebagai istri, sebagai penjabat, sebagai wanita karir, apapun, itu untuk Allah.

Ihmil hamman wahidan. Fokus. Please, stay focus. jadi kalau mulai depresi,  mulai cemas, mulai duka, coba fokus, kembali pada Allah SWT. Mengenal lagi Allah. Mengenal kuasa Allah. Mengenal kasih Allah. Mengenal pertolongan Allah, mengenal semua yang sudah Allah berikan, namun kadang kita kurang menghitungnya. Namun kadang kita kurang apresiasi, kita kurang menghargai detail nikmat yang sudah Allah berikan pada kita.

Jadi, balik fokus kepada Allah SWT. 

Makanya penting banget, gimana caranya supaya bisa fokus?
Kita harus banyak berdoa. Kita harus banyak bicara sama Allah. Ketika kita banyak bicara kepada manusia tentang karir, tentang rumah tangga, tentang sosial, tentang fashion, tentang trend, tentang bla bla bla, itu exhausted, nyerap banget energi kita, kita lelah dan kita harus balik kepada Allah, supaya energi kita balik.


***
Mendengar cerama dari ustadzah membuatku tersandar. Iya ya, fokus hanya pada kesedihan.
Terjebak pada gulungan luka, hingga bingung bagaimana cara keluar dari situasi tanpa harapan itu.

Untunglah aku pernah mendengar bahwa salah satu cara untuk mengurai yang kusut dan tergulung itu adalah. Tuliskan. 
Aku mencoba menuliskannya bahkan di blog ini (tapi sudah dihapus karena kontennya terlalu sensitif). Aku mulai jujur pada diri sendiri. Aku tu kenapa?

Setelahnya, aku ingat lagi. Kok hidupku gini amat ya?
Hidupku ini sebenarnya untuk siapa sih?

Aku bacakan lagi, "inna sholati wanusuki wama yahya ti wamama ti lillahi ta'ala"
Bukankah sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah?

Minta ke Allah. Balik lagi. Aku sepertinya sudah melangkah jauh.
Kuperiksa sholat-sholatku. Sudah benar belum mengerjakannya. kualitasnya. kuantitasnya. Interaksi dengan alqur'an dalam segala macam.

Terkadang, masalah itu hadir sebagai bentuk kerinduan Allah pada hamba-Nya. 
Makanya kalau lagi ada masalah, itu berarti lagi ditegus, "Hei, kamu sudah jauh, sini mari mendekat kembali."

Peluk erat semua masalah.
"Ya Allah, Engkau Yang Maha Kuasa. hamba lemah, gak kuat Ya Allah, kalau menghadapi masalah ini sendirian. hamba butuh Engkau Ya Allah, hibur hambaMU yang sedih ini. hamba serahkan semua urusan pada Engkau Yang Maha Pemberi Petunjuk."

Kadang suka panik sendiri. Seakan lupa ada Allah. Astaghfirullah.
Bahkan juga menyalahkan orang lain. Ini semua gara-gara dia, makanya jadi begini. 
Masih, kadang masih begitu.

Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah.
Ampuni hamba Ya Allah.

***
Mohon maaf lahir bathin pada saudaraku yang berkunjung di tulisanku ini. 
Semoga dirimu selalu dilindungi Allah dalam situasi apapun, termasuk situasi tanpa harapan.

(Next catatan nasehat lainnya)

Komentar

Postingan Populer