Dear Diary (6) : Sepi menepi

Selamat malam, Isya.

Sebuah Diary yang sudah mencapai enam episode.

"Nulis Jurnal"

Menjadi salah satu aktivitas atau kebiasaan malam yang sedang kubangun. Kenapa malam hari? Menurutku ini adalah aktivitas healing dimana aku bisa menceritakan semua rasa yang terjadi pada hari itu.

Yap, mari kita mulai cerita hari ini.

***

Dipagi hari yang begitu berat sekali mata ini dibuka. Aku begadang hingga jam 4 kurang. Ngapain?

Mengerjakan keuangan. Kok bisa sampai semalam itu?

Yah, ide dan mood itu memang begitu sulit akhir-akhir ini aku dapatkan. Tidak, aku tidak menyerah. Walau hari terasa berat dijalankan, aku tetap harus menyelesaikan sesuatu, mengerjakan sesuatu agar tidak semakin berasalah.

***

Di kantor yang sudah mulai sepi. Aku kembali sendiri secara fisik. Yah, partnerku sudah perlahan pergi? Kenapa pergi? 

Dia memutuskan untuk WFH. Meski memang kerja secara online itu tetap tidak bisa mewakili pekerjaan yang membutuhkan fisik yang hadir di kantor.

Berat?
Amat sangat.

Aku sebenarnya berontak dari hati. Ini begitu tidak adil, seharusnya kita bisa bicara secara professional. Toh, pekerjaanku yang bahkan ingin aku tunda sekalipun akibatnya aku tanggung begitu berat di belakangnya. Namun, apa yang terjadi?

Aku harus bertahan, meski sudah menangis dengan perasaan yang begitu menyesakkan.

Aku harus melangkah, meski kaki sangat berat untuk diangkat maju kedepan. 

Karena untuk mundur ke belakang akan banyak hal buruk yang bisa jadi lebih tidak bisa kuhadapi.

****

Di pagi hari yang mana aku akan berpikir sendiri. Yari datang menyapa. Aku senang, meski mungkin wajahku tidak begitu menunjukkan.

Dia mengambil meja warna-warni lalu meletakkannya tak jauh dari mejaku. Membuka laptop dan bersiap mengerjakan sesuatu.

Aku yang mengerjakan sesuatu menjadi terdorong untuk menceritakan banyak hal padanya. Padahal aku tahu dia juga mengerjakan sesuatu dan itu juga butuh fokus, hanya saja aku tidak bisa berhenti untuk bercerita. Dia pendengar yang baik. Kami hampir punyak banyak kesamaan.

***

Pekerjaan ini memang sulit, tapi akan lebih sulit jika tidak ada yang bisa dikerjakan.
Jadi Isya yang malam ini sedang berusaha.

Bersabarlah melalui sholatmu juga. Bersungguh-sungguhlah, maka biarkanlah yang akan memberikanmu keajaiban. Karena Allah Maha Baik, dengan segala dosa dan aib yang kamu punya, masih Ia berikan begitu banyak kebaikan.

Selamat melanjutkan aktivitas berikutnya (keuangan)

Sampai jumpa dii malam jurnal berikutnya (semoga konsisten)


#Dikamar ku alias studio kecil

#Pekanbaru, 09 Januari 2023

Komentar

Postingan Populer