27 - Dear Diary : HEI DENGAR INI, EH! BACA!
Heiiii..
Emangnya gak boleh ya aku nulis? Gak boleh ya aku jadi penulis? Bolehkan cetak buku walau tidak sampai beribu eksemplar?
Harus ya jadi terkenal dulu baru dibilang penulis?
Penulis total?
Apa itu maksudnya?
Memangnya kalau kita hanya menulis sebagian saja menjadi penulis setengah?
Emang kenapa kalau cerita tentang hal remeh lalu menjadi buku? Gak boleh emang?
Cerita sedihku yang mungkin tak seberapa dengan beratnya ujian orang lain gak boleh aku tulis? Gak boleh aku sampaikan biar rilis emosi? Gak boleh diceritakan biar orang lain yang anggap remeh tersadar walau dikit, ada lho di kata-katamu yang walau ringan ternyata diam-diam menyakiti hati saudaramu. Makanya diusahakan kalau setiap perpisahan untuk meminta maaf lahir dan batin, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, terlihat marah orang yang tersinggung, maupun tidak terlihat orang yang tersinggung, dimana dia tetap tersenyum saat bertemu namun pulang-pulang menangis bombay.
Heiiiii..
Emang kenapa kalau sedih mengenai wajahku yang jerawatan dulu dibicarakan lagi? Gak boleh ya? Kan aku cuman menyampaikan alasan aku memilih tema "itu" untuk debut pertama menjadi penulis.
Gak boleh juga?
Jadi itu jatuhnya aku cuman penulis setengah.
Emang kenapa kalau pada akhirnya menjadi karangan. Kan cerita itu bebas, bisa aja nyata bisa aja karangan. Toh sekarang yang dulu orang anggap karangan, sekarang banyak kisah nyata bak karangan novel, penuh drama. Gak boleh emang.
Bahkan menulis tentang isu yang negatif, bahkan konten yang gak baik, ada kok kadang di rak buku-buku yang dijual. Ada juga yang beli. Lha ini, mau menulis kan yang insyaa Allah baik, kok diragukan bakalan lakukah, cuman karanganlah, jangan berharap terkenallah....Hei......
Modalku ya tulisan, syukur-syukur ada uang untuk diterbitkan.
Kalau gak mau bantu buat biayain untuk penerbitan, ya ngomong dari awal. Gak usah malah matahin semangat.
"Sayang, untuk saat ini gak ada modal buat bantu terbitkan, tapi semangat ya nulisnya."
Minimal gitu udah cukup, bukan malah buat aku menjadi nangis dan tersinggung.
Awas ya...kalau aku bisa menulis dan hasil tulisanku bisa hasilin cuan.
Tolong minta maaf dan jangan pernah remehkan aku lagi.
Jangan buat aku sedih lagi.
Dan jangan minta icip-icip uang hasil dari tulisanku, kecuali aku yang sukarela membagi.
Buat *YTTA*
(Yang tau tau aja)
Komentar
Posting Komentar