Dia membaca bukuku dan menangis :')

Setelah mengirim pesan lewat whatsapp berkali-kali ke pernbit buku "Ini Sekolah Aneh", akhirnya sore itu bukunya datang.

Aku minta dikirimkan ke rumah.
Alhasil, melihat kardus aneh di rumah, Kakak tertuaku jadi kepo.

Ia pun bertanya, "ini apa?"

Tentu saja kujelaskan bahwa itu adalah buku antologi guru-guru Sekolah Alam Rumbai. Dia mengangguk paham.

Ku tambahkan lagi, " ada ceritaku di dalam bukunya."

"Oh ya?"

Aku mengangguk senyum.

***

Beberapa menit kemudian aku melihat Ayang (kakak tertuaku) membaca buku tersebut. Aku kaget, gak menyangka ia mau baca. 

Bukunya tidak disampul plastik, jadi bisa dibuka. Kata penerbitnya, "kami go green, gak pakai plastik." 

***
"Udah siap bacanya?"

"Belum, mata udah pedih. Tandai ya, sampai sini.

Aku mengangguk. 

***
Beberapa menit kemudian anakanya datang dengam wajah berbinar.

"Mana buku, Uncu? Kata ibu uncu udab nerbitin buku?"

"Buku ini sekolah aneh, kok. Gak baru cuman di cetak ulang."

"Oh, kirain." Dianya langsung lesu.

***

Beberapa menit kemudian, giliran kakak paling terakhir datang ingin membaca bab ceritaku. 

Seingatku, kakak-kakak suka remehin aku yang suka baca buku dan entah menulis apa. Kini bahkan mereka senang ketika melihat fisiknya. Aku merasa tersentuh.

***
Lalu beberapa hari kemudian, aku baru mengetahui fakta ini, bahwa Ayang menangis ketika membaca ceritaku.

:') aku senang karena tulisanku mampu menghanyutkan perasaan.



Ayang membaca ceritaku di buku Ini Sekolah Aneh

Komentar

Postingan Populer