Dear Diary (23)

Ini adalah curhatan pertama di tahun 2025

Setelah telah lama tidak menulis lagi.

Bukan tak ada yang menarik untuk diceritakan. Justru begitu banyak dan mata masih terpana belum mampu menguraikan dalam sebuah kata.

Di tahun ini peranku telah bertambah, yakni menjadi seoran ibu. Tepat di awal Oktober 2024.

Seorang bayi laki-laki yang menjadi penghias keluarga kecilku, menjadi penyejuk mata. Doa-doa selalu kubacakan di setiap sujud.

Rabbi habli minassholihi.

Ya Allah, Ya Rabb, anugerahkan kepadaku anak yang shalih-shalihah.

Dan dengan segala anugerah yang Allah berikan, selalu berikhtiar memberikan yang terbaik yang diriku punya. Mengasuh bayi laki-laki bersama dengan keluarga besar dengan segala mitos-mitosnya, menjaga akal agar tetap waras tapi tak keras kepala.

Karena bayi laki-laki ini kini terpaksa aku tinggal pergi kerja. Apa salah dia ya?

Aku tentu punya pilihan untuk tetap di rumah bersamanya. Mengasuhnya. Dan itu hak dia. Aku sedih jika harus membahas ini. Ini bukan kewajibanku, mencari nafkah. Jujur, jika pekerjaan ini justru menghambat rezeki keluargaku dan hak waktu berkualitas bersama anakku, maka aku ingin kembali ke fitrah ya Allah.

Namun, situasi tidak selalu ideal. Aku memilih bekerja dan bersyukurnya karena keluarga besar mendukung.

Untuk bayi laki-lakiku, Muya mencintaimu dan begitu menyayangimu. Semua waktu yang sudah berkurang ini izinkan Muya tebus suatu saat nanti, dan saat itu adalah saat yang tepat dan tebaik yang Allah berikan.

Dengan segenap waktu, tenaga, dan kemampuan Muya saat ini, bismillah Muya dan juga Buya akan berusaha terbaik yang kami punya menjadi orang tua teladan yang mengagumkan dan menyenangkan untukmu. Aamiin, semoga Allah mengizinkan.

- 20 Februari 2025 -

(di kantor pada waktu celah-celah aktivitas)

Komentar

Postingan Populer